Candi Penataran
Juru kuncinya senang sekali membicarakan sejarah candi ini dan candi di sekitarnya. Candi ini sering dikunjungi umat Hindu. Biasanya orang itu datang dalam rombongan dan tinggal beberapa jam untuk mengadakan upacara. Orangnya duduk di depan pintu masuk dan bersembahyang.
Candi Sawentar berada dekat kota Blitar. Candi ini seolah-olah berdiri diatas sebuah kolam. Pada waktu ditemukan seluruh candi tertutup debu gunung.
Candi Penataran yang terletak di sebelah utara Blitar adalah satu-satunya komplek percandian terluas di kawasan Jawa Timur, hampir sepanjang hari tidak pernah sepi pengunjung. Menurut catatan jumlah pengunjung umum rata-rata dalam satu bulan sekitar 20.000 sampai 25.000 orang, suatu jumlah yang tidak dapat dikatakan kecil sementara jumlah pengunjung candi-candi yang lain rata-rata dalam satu bulan sekitar 5.000 orang saja. Wisatawan - wisatawan asing yang datang di Jawa Timur dalam kunjungannya ke Blitar tidak lupa menyempatkan diri berkunjung ke Candi Penataran. Kekunaan ini paling banyak di tulis orang, sumber inspirasi bagi para seniman, lahan yang lumayan bagi para penjaja makanan dan barang - barang cinderamata
Candi Sawentar
Terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, di sebelah timur Blitar. Candi Sawentar (disebut orang setempat Candi Cungkup) agak mirip dengan Candi Kidal (Malang) dan dibuat pada abad ke-13. Situs ini dikelilingi rumah dan pohon dan halamannya dirawati. Kakinya dikelilingi parit dan terletak beberapa meter bi bawah tanah, disebabkan oleh karena lokasi ini pernah di terpendam akibat lahar dari ledakan Gunung Kelud.
Juru kuncinya senang sekali membicarakan sejarah candi ini dan candi di sekitarnya. Candi ini sering dikunjungi umat Hindu. Biasanya orang itu datang dalam rombongan dan tinggal beberapa jam untuk mengadakan upacara. Orangnya duduk di depan pintu masuk dan bersembahyang.
Candi Sawentar berada dekat kota Blitar. Candi ini seolah-olah berdiri diatas sebuah kolam. Pada waktu ditemukan seluruh candi tertutup debu gunung.
Air Terjun Coban Wilis
Melirik maha karya sang Pencipta di sekitar Gunung Kelud Blitar setelah kabar ditemukannya lagi air terjun di kawasan gunung Kelud atau tepatnya dihulu Kali Semut beberapa bulan yang lalu, banyak orang yang tertarik untuk membuktikan keberadaan air terjun yang sampai saat ini diberi nama sesuai dengan tempat dimana dia berada yakni Grojokan (air terjun) Coban Wilis di Kali Semut. Perlu diketahui bahwa gunung Kelud meski tergolong gunung rendah namun karena berapi dengan terbukti pernah meletus beberapa kali, menjadikannya gunung yang berbahaya. Dibalik keangkeran karena berapi dan frekuensi letusan yang berkala, ternyata membawa berkah bagi warga yang bermukim disekitarnya.
Selain tanah yang subur, sehingga banyak tanaman dataran tinggi yang tumbuh subur, keindahan alamnya menjadikannya daya tarik tersendiri. Memang tidak semua keindahan di tempat tersebut dapat diakses secara mudah oleh masyarakat, namun sedikit demi sedikit mulai dapat dinikmati minimal alokasi tempat-tempat yang sekiranya dapat ditempuh untuk dinikmati keindahannya mulai terlihat.
Sebenarnya Gunung Kelud dikelilingi beberapa gunung-gunung kecil, khususnya yang termasuk dalam wilayah kabupaten Blitar terdapat beberapa gunung yang mengitarinya, diantaranya adalah:
1. Gunung Sumbing
2. Gunung Gajah Mungkur
3. Gunung Kromasan
4. Gunung Tumpak
5. Gunung Gedek
Demikian pula dengan sungai atau kali yang terdapat di area atau wilayah sekitar Gunung kelud ternyata ada beberapa buah, diantaranya:
1. Kali Lekso
2. Kali itjer
3. Kali Jenang
4. Kali Pucung
5. Kali Soso
6. Kali Kebo
7. Kali Semut
8. Kali Pang
Grojokan Coban Wilis yang baru saja ditemukan, maksudnya adalah bahwa sebenarnya grojokan atau air terjun tersebut tentu saja sudah ada sejak dahulu, namun baru bisa diakses manusia beberapa bulan yang lalu. Menurut warga setempat, yang pertama kali menemukan adanya grojokan tersebut adalah Pak Kastoro warga Desa Semen Kecamatan Gandusari Kab Blitar.
2. Gunung Gajah Mungkur
3. Gunung Kromasan
4. Gunung Tumpak
5. Gunung Gedek
Demikian pula dengan sungai atau kali yang terdapat di area atau wilayah sekitar Gunung kelud ternyata ada beberapa buah, diantaranya:
1. Kali Lekso
2. Kali itjer
3. Kali Jenang
4. Kali Pucung
5. Kali Soso
6. Kali Kebo
7. Kali Semut
8. Kali Pang
Grojokan Coban Wilis yang baru saja ditemukan, maksudnya adalah bahwa sebenarnya grojokan atau air terjun tersebut tentu saja sudah ada sejak dahulu, namun baru bisa diakses manusia beberapa bulan yang lalu. Menurut warga setempat, yang pertama kali menemukan adanya grojokan tersebut adalah Pak Kastoro warga Desa Semen Kecamatan Gandusari Kab Blitar.
Bagaimana cara mengakses air terjun tersebut? Berhubung pihak dinas terkait belum membangun jalur akses kesana maka saat ini untuk sampai ke grojokan coban wilis itu selain bisa menyusuri kali semut dari hilir yang memakan banyak waktu dan tenaga, alternatifnya adalah melalui jalur darat yaitu dari Kota Wlingi kearah utara sampai masuk Desa Semen, sebelah utara kantor desa semen terdapat pertigaan maka kita ambil jalur yang ke kiri melewati Jl. Nanas. Sekitar 1 Km akan menemukan pertigaan lagi, selanjutnya kita ambil jalur ke kiri. Disepanjang jalan ini, jalannya cukup sempit dan berliku namun masih bisa dilalui mobil dan kendaraan bermotor. Ikuti terus jalan berliku itu sampai menemukan jembatan yang mana sebelum dan sesudah jembatan terdapat perkampungan Aceh.
Berhubung jalannya masih berbahaya untuk kendaraan beroda empat, sebaiknya menggunakan sepeda motor saja. Setelah menemukan jembatan kecil, terus saja ikuti jalan tersebut sampai bertigaan kecil, yang mana bila kekanan akan menuju rumah Pak Bedjo Oetomo yang merupakan rumah paling tepi dan satu-satunya warga yang bermukim disitu. Tidak ada salahnya anda mampir di rumah pak Bedjo, orangnya sangat ramah dan memang biasa untuk tempat menitipkan kendaraan bermotor. Jalur satunya yang memang mengarah ke grojokan coban wilis yang dituju, untuk sepeda motor masih bisa naik sampai patok Wesi ( tiang besi), namun bila ragu sepeda motor bisa dititipkan di rumah Pak Bedjo tadi.
Dari rumah pak Bedjo ke patok Wesi, ditempuh dengan sepeda motor kurang lebih selama setengah jam, silahkan hitung sendiri bila jalan kaki. Patok Wesi istilah yang gunakan warga untuk menamakan tempat atau daerah yang memang terdapat tiang besinya. Namun saat ini Tiang tersebut sudah raib di cabut oleh orang yang katanya dijual untuk beli beras.
Jalan menuju patok Wesi cukup berliku dan menanjak, anda harus hati-hati. Sesampai di Patok Wesi yang kini berupa tiang dari kayu, atau bila bingung mencarinya, cukuplah dengan melihat medan bila jalan sudah tidak layak untuk dilalui sepeda motor silahkan parkir kendaraan disitu. Jangan kawatir, kendaraan sepeda aman-aman saja selama anda tidak aneh-aneh atau neko-neko dengan warga setempat, mereka juga ikut menjaga. Namun tetap saja anda harus hati-hati mengunci kendaraan biar aman.
Selanjutnya, jalan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Didepan sudah ada 5 bukit yang menanti. Diperlukan tubuh yang benar-benar fit untuk melaluinya, jangan lupa persediaan air minum yang cukup untuk perjalanan yang kurang lebih selama 2 jam tersebut.
Ikuti terus jalan setapak yang kira-kira 6-7 Km dengan naik turun bukit sambil menikmati pemandangan yang indah. jangan lupa untuk terus waspada mengingat kanan-kiri jalan tersebut adalah jurang menganga. Sampai di bukit ke lima atau terakhir, jalan setapak akan menurun, dan itu sudah sangat dekat dengan air terjun, sebenarnya pada bukit ke tiga, bunyi atau suara air terjun sudah terdengar. Hanya saja suara itu adalah suara dari air terjun yang pertama, perlu diketahui juga bahwa disana terdapat 3 air terjun, namun ujung
Air terjun utama tingginya kurang lebih 100 meter, air terjun ke dua yang paling kecil, sementara air terjun yang pertama lebih menarik karena bertingkat, sayang untuk sampai disana belum ada jalurnya kecuali mau menyusuri lewat sungai yang masih sulit medannya.
Jadi bila boleh kami buat jalur aksesnya adalah:
Berhubung jalannya masih berbahaya untuk kendaraan beroda empat, sebaiknya menggunakan sepeda motor saja. Setelah menemukan jembatan kecil, terus saja ikuti jalan tersebut sampai bertigaan kecil, yang mana bila kekanan akan menuju rumah Pak Bedjo Oetomo yang merupakan rumah paling tepi dan satu-satunya warga yang bermukim disitu. Tidak ada salahnya anda mampir di rumah pak Bedjo, orangnya sangat ramah dan memang biasa untuk tempat menitipkan kendaraan bermotor. Jalur satunya yang memang mengarah ke grojokan coban wilis yang dituju, untuk sepeda motor masih bisa naik sampai patok Wesi ( tiang besi), namun bila ragu sepeda motor bisa dititipkan di rumah Pak Bedjo tadi.
Dari rumah pak Bedjo ke patok Wesi, ditempuh dengan sepeda motor kurang lebih selama setengah jam, silahkan hitung sendiri bila jalan kaki. Patok Wesi istilah yang gunakan warga untuk menamakan tempat atau daerah yang memang terdapat tiang besinya. Namun saat ini Tiang tersebut sudah raib di cabut oleh orang yang katanya dijual untuk beli beras.
Jalan menuju patok Wesi cukup berliku dan menanjak, anda harus hati-hati. Sesampai di Patok Wesi yang kini berupa tiang dari kayu, atau bila bingung mencarinya, cukuplah dengan melihat medan bila jalan sudah tidak layak untuk dilalui sepeda motor silahkan parkir kendaraan disitu. Jangan kawatir, kendaraan sepeda aman-aman saja selama anda tidak aneh-aneh atau neko-neko dengan warga setempat, mereka juga ikut menjaga. Namun tetap saja anda harus hati-hati mengunci kendaraan biar aman.
Selanjutnya, jalan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Didepan sudah ada 5 bukit yang menanti. Diperlukan tubuh yang benar-benar fit untuk melaluinya, jangan lupa persediaan air minum yang cukup untuk perjalanan yang kurang lebih selama 2 jam tersebut.
Ikuti terus jalan setapak yang kira-kira 6-7 Km dengan naik turun bukit sambil menikmati pemandangan yang indah. jangan lupa untuk terus waspada mengingat kanan-kiri jalan tersebut adalah jurang menganga. Sampai di bukit ke lima atau terakhir, jalan setapak akan menurun, dan itu sudah sangat dekat dengan air terjun, sebenarnya pada bukit ke tiga, bunyi atau suara air terjun sudah terdengar. Hanya saja suara itu adalah suara dari air terjun yang pertama, perlu diketahui juga bahwa disana terdapat 3 air terjun, namun ujung
Air terjun utama tingginya kurang lebih 100 meter, air terjun ke dua yang paling kecil, sementara air terjun yang pertama lebih menarik karena bertingkat, sayang untuk sampai disana belum ada jalurnya kecuali mau menyusuri lewat sungai yang masih sulit medannya.
Jadi bila boleh kami buat jalur aksesnya adalah:
Dari Blitar ke:
1. Kota Wlingi
2. Desa Semen
3. Patok Wesi (donomulyo)
4. jalan setapak 5 bukit
5. Grojokan Coban Wilis
Plumbangan Temple is located near to Wlingi district, in the middle of Plumbangan village, Doko district. Actually, this site is not a temple, but a gate similar to Jedong temple. This temple lettered built in 1312 (1390 A.D). This site has entrance and trapezium roof. At first sight, Plumbangan temple looks like Niche that pinch the entrance of Kidal temple. This site surrounded by many resident houses and located near to Malang – Blitar highway. According to its key keeper, there was a Buddha temple here. But now on, it never use for religion activity anymore. He very pleasure to receive many visitors here, because both foreign and domestic tourist are rarely visit the temple.
1. Kota Wlingi
2. Desa Semen
3. Patok Wesi (donomulyo)
4. jalan setapak 5 bukit
5. Grojokan Coban Wilis
Plumbangan Temple
Plumbangan Temple is located near to Wlingi district, in the middle of Plumbangan village, Doko district. Actually, this site is not a temple, but a gate similar to Jedong temple. This temple lettered built in 1312 (1390 A.D). This site has entrance and trapezium roof. At first sight, Plumbangan temple looks like Niche that pinch the entrance of Kidal temple. This site surrounded by many resident houses and located near to Malang – Blitar highway. According to its key keeper, there was a Buddha temple here. But now on, it never use for religion activity anymore. He very pleasure to receive many visitors here, because both foreign and domestic tourist are rarely visit the temple.
Tambakrejo Beach
Tambakrejo Beach is located about 30 km from Blitar city, in Tambakrejo village, Wonotirto district. In this location, in every first Suro month (the new year in Java calendar) is performed a "Larung Sesaji" ceremony, and visited by thousands people from various areas.
The south sea (Indonesia Ocean) waves splashing and the sunshine in the evening, make the situation feel peaceful. It is compatible for the townsman who had bored with the metropolitan life. They can enjoy the natural beach with its beautiful waves and beautiful sunset. The visitor can make some activities in this beach such as; swimming, sun bathing, fishing, canoeing, etc. Tambakrejo Beach has white sandy that spread along about 10 km. The wave is also not dangerous for the visitors who want to swim here.
There is rubber forest around the beach that adds its beautiful nature. And through the way you can see the dry lime hill. When arrive at the beach, the visitors can see the blue sea and canoe that already to accompanied to the sea. You can enjoy the fresh morning air and seafood in Tambakrejo Beach. If you go to Blitar, try to visit Tambakrejo Beach, then you will get new experiences.
The south sea (Indonesia Ocean) waves splashing and the sunshine in the evening, make the situation feel peaceful. It is compatible for the townsman who had bored with the metropolitan life. They can enjoy the natural beach with its beautiful waves and beautiful sunset. The visitor can make some activities in this beach such as; swimming, sun bathing, fishing, canoeing, etc. Tambakrejo Beach has white sandy that spread along about 10 km. The wave is also not dangerous for the visitors who want to swim here.
There is rubber forest around the beach that adds its beautiful nature. And through the way you can see the dry lime hill. When arrive at the beach, the visitors can see the blue sea and canoe that already to accompanied to the sea. You can enjoy the fresh morning air and seafood in Tambakrejo Beach. If you go to Blitar, try to visit Tambakrejo Beach, then you will get new experiences.
Jolosutro Beach
Jolosutro beach is located in Ringenrejo village, Wates district about 45 km from Blitar city. This beach is one of Blitar beach as part of the South Sea. Jolosutro beach has very beautiful south beach waves that splashing in the sea. Many tourists who want to refresh their mind commonly visit this natural beach. They can swim, sun bathing, fishing, canoeing, etc in this beach.
It has beautiful nature scenery that interests the visitor and soft sand that spread along the beach. The blue water and sea wind that greet the visitors also became the uniquely of this beach. Try to visit thiss beach and find its nature beautiful of nature beach in Jolosutro beach.
It has beautiful nature scenery that interests the visitor and soft sand that spread along the beach. The blue water and sea wind that greet the visitors also became the uniquely of this beach. Try to visit thiss beach and find its nature beautiful of nature beach in Jolosutro beach.
The South Sea
The South Sea panorama is very beautiful and has seduced the attention of domestic and foreign tourists. This sea has fantastic waves, sunset, and sunrise. There are many sea adventurous had astonished with this sea.
Blitar is one of regency that stated in South Sea area, so that Blitar has a few beautiful beaches as part of the South Sea. The beautiful beaches are: Tambak beach in Wonotirto district, Serang beach in Panggungrejo district, Jolosutro beach in Wates district, Gayasan beach in Bakung district.
Serang Beach is located in Serang village, Panggungrejo district, about 40 km from Blitar city. In every Suro month (new year in Java calendar), it has performed Larung Sesaji ceremony in this beach. In this location, also utilized to see Ramadhan and determined holiday of Idul fitri. Serang beach has natural beautiful of beach. It spreads white sandy along the beach. The visitors can have many activities in this beach, such as swimming, sun bathing, fishing, canoeing, etc. This beach is one of the famous beaches in Blitar regency. Visit Serang beach, and you will find a new experiences in your trip that unforgettable. Beside that, the visitor also can watch the traditional ceremony in this beach that held in every year
The South Sea panorama is very beautiful and has seduced the attention of domestic and foreign tourists. This sea has fantastic waves, sunset, and sunrise. There are many sea adventurous had astonished with this sea.
Blitar is one of regency that stated in South Sea area, so that Blitar has a few beautiful beaches as part of the South Sea. The beautiful beaches are: Tambak beach in Wonotirto district, Serang beach in Panggungrejo district, Jolosutro beach in Wates district, Gayasan beach in Bakung district.
Serang Beach
Larung Sesaji Ceremony
Larung Sesaji Ceremony is held every 1 Suro (the Javanese calendar) in the South Sea, Tambakrejo beach, Wonotirto district. Larung Sesaji Ceremony is done to express the grateful feeling and also to pray to God who has given the sailors a lot of sea products and also safety. This ceremony has followed by almost all of society around the beach. They rice cone and throw away on the south sea. That food is the symbol of the grateful expression of the favors that they have gotten from the only one of God.
While doing devotional visit to Bung Karno graveyard, you can spend your time visiting Karangsari village and buy the star fruit as a gift. While enjoying the atmosphere at Karangsari village you can also see the star fruit's tree over the road, for the people around the village is plant it at their house.At first, someone at the village trying to plant the star fruit seed, which is a gift from a friend, and amazingly this person can change the people around for they can cultivate the star fruit as a commodity. And so on, this village become popular as the biggest star fruit producer. The type of star fruit that largely produce is Bangkok, which is grafting by local type and Bangkok, there are also the Philippine type that trying to cultivate.Actually, for both type, Bangkok and Philippine the fruit are having the same size and taste. But, for Red Bangkok Type the fruit is more dense and having sweeter taste, instead of needs extra maintenance.
Unfortunately, the obstacle is about the quantity and the quality of the fruit. For Philippine type, the fruit is tends to be wide apart.The consumer needs for this fruit is stable and tends to increase. The biggest consumer is coming from Surabaya, Semarang and Jakarta. At Surabaya, the distribution is not only coming from traditional market, but also on supermarket and hypermarket. In fact, the the biggest demanding for Karangsari star fruit goes to Supermarket or hypermarket than to traditional market.The selling is usually coming from Surabaya and directly forward to Jakarta to fill the requirement in there. Because of the market demand is increasingly raise, the Karangsari people are cultivate the red Bangkok star fruit (now popular as Karangsari Star Fruit) but at present time other village is also start to cultivate the star fruit. Other villages are Purworejo, Tlumpu, and any other area near Blitar.For you who wants to make a trip to Blitar and wants to buy Karangsari Star Fruit, you can pick the star fruit from the tree, which still fresh and naked. the price is usually negotiate by the owner, it can be per pieces or per Kilos.
Karangsari Agro Tourism - Fresh Starfruit
Karangsari Village, Regency of Sukorejo, Blitar is become popular because of the Star Fruit (Belimbing). What makes this star fruit become so famous is coming from the size, which has jumbo size, and it has sweeter taste than commonly star fruit, with tempting light yellow.
Unfortunately, the obstacle is about the quantity and the quality of the fruit. For Philippine type, the fruit is tends to be wide apart.The consumer needs for this fruit is stable and tends to increase. The biggest consumer is coming from Surabaya, Semarang and Jakarta. At Surabaya, the distribution is not only coming from traditional market, but also on supermarket and hypermarket. In fact, the the biggest demanding for Karangsari star fruit goes to Supermarket or hypermarket than to traditional market.The selling is usually coming from Surabaya and directly forward to Jakarta to fill the requirement in there. Because of the market demand is increasingly raise, the Karangsari people are cultivate the red Bangkok star fruit (now popular as Karangsari Star Fruit) but at present time other village is also start to cultivate the star fruit. Other villages are Purworejo, Tlumpu, and any other area near Blitar.For you who wants to make a trip to Blitar and wants to buy Karangsari Star Fruit, you can pick the star fruit from the tree, which still fresh and naked. the price is usually negotiate by the owner, it can be per pieces or per Kilos.
Kebon Rojo
Kebon Rojo (king garden) is family recreation and amusement centre that resides in Blitar Mayor duty house complex and reserved for common public / tourist, freely. There are various stepped animals in the garden, playground, relaxing place, actor appreciation podium that has background of one century ‘Bung Karno’, water fountain and various crops types of step that functioned as town’s lungs.
If you often have recreation with your family, try to visit this area. Enjoy its fresh air and bring your children here. You can also take some picture with the animals or the plants. There are many visitors has visited this area with their family or their friends. Usually, they bring their own food and have lunch in this area.
If you often have recreation with your family, try to visit this area. Enjoy its fresh air and bring your children here. You can also take some picture with the animals or the plants. There are many visitors has visited this area with their family or their friends. Usually, they bring their own food and have lunch in this area.